Rekapitulasi Hasil Uji Terap Tahun 2011 Sampai 2018

Tahun | Nomor | Judul Uji Terap | Uraian | Penetapan Rekomendasi | Aplikasi di tingkat UPT/Stakeholder | Dilakukan Diseminasi/Bimbingan Teknis |
---|---|---|---|---|---|---|
2011 | 1 | Perlakuan Irradiasi dan Desinfeksi pada kulit dengan Indikator Cemaran Mikroba | Untuk mengeradikasi cemaran mikrobiologi pada kulit (Kulit Garaman, Wet Blue dan Wet Pickled) dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan berbahan aktif dipotassium peroxodisulphate (DDPS) dengan dosis 10 gr/ lt, dan benzyl ammonium chlorida dengan dosis 6ml/ltyang efektif mengeradikasi cemaran mikroba. Perlakuan dengan irradiasi gamma (Cobalt-60) dengan dosis 40 kGy efektif dan efisien mengeradikasi cemaran mikrobiologi. | Pada TA 2014 akan disusun Pedoman Pengawasan dan Tindakan Karantina terhadap Kulit oleh Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani | Tidak | Belum |
2 | Model Pemeriksaan Kandungan Residu Antibiotika Tetrasiklin pada Susu | Teknik dan Metode Pemeriksaan cemaran tetrasiklin pada susu dapat dilakukan dengan pengujian kualitatif yaitu pengujian bioassay, pengujian ELISA, pengujian TLC. Sedangkan pengujian kuantitatif dengan pengujian HPLC. Untuk pengujian dengan TLC maka diperoleh skala retensi sebesar 0,632. Untuk pengujian HPLC bahwa tetrasiklin didapatkan pada waktu retensi 3 menit. Pemilihan metode pengujian ini disesuaikan dengan kepentingan analisis yang dibutuhkan, ketersediaan alat dan bahan, serta ketrampilan SDM di UPT lingkup Barantan. | Tidak | Desiminasi Pengujian Produk Hewan dilaksanakan pada tanggal 3-9 Juni 2012 untuk paramedik veteriner | ||
3 | Pengaruh Berbagai Teknik Pemusnahan Meat Bone Meal | Perlakuan pemusnahan Meat Bone Meal dapat dilakukan dengan cara : • Tekanan 1 atm, 121oC selama 90 menit, dan perendaman dengan NaOH 1 N selama 1 jam dapat mengeliminasi secara efektif SRM yang terkandung pada MBM. • Pemanasan dengan udara kering (oven) suhu 140oC selama 3 jam dan perendaman dengan NaOH 2 N selama 1 jam dapat menghancurkan jaringan tubuh sapi yang terkandung di dalam MBM. • Perlakuan pemanasan MBM dengan udara kering (oven) dan tekanan 1 atm, 121oC selama 90 menit tidak mengubah kandungan nutrisi/gizi pada MBM berdasarkan hasil analisa proksimat sehingga MBM masih dapat digunakan secara aman. | 1. Pada TA 2012 disusun rancangan Permentan tentang Tindakan Karantina terhadap Pakan dan atau Bahan Pakan. 2. Pada TA 2014 akan disusun Pedoman Pengawasan dan Tindakan Karantina pada MBM oleh Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani | Tidak | ||
4 | Perlakuan Iradiasi dan Udara Panas terhadap Kedelai untuk Eradikasi Cendawan Model Microcyclus ulei | Perlakuan karantina terhadap biji kedelai konsumsi dan bungkil kedelai dapat dilakukan dengan sinar gamma (Co-60) dosis 1,5 kGy. Perlakuan iradiasi tidak dianjurkan pada benih kedelai karena berakibat mutasi dan tidak normal pertumbuhan | Draft Permentan Pengganti Permentan nomor 861 Tahun 1989 | Perlakuan Udara Panas pada Jagung telah dilaksanakan di BKP Kelas I Lampung | ||
5 | Perlakuan Karantina terhadap Sayur Segar Umbi Lapis Bawang Merah Menggunakan Irradiasi Sinar Gamma (Cobalt-60) | Perlakuan terhadap bawang merah dengan menggunaan sinar gamma (Co-60) dengan dosis 50 Gy dan 75 Gymempengaruhi pertumbuhan bawang merah (tumbuh tidak normal) dan memperpanjang daya simpan, sehingga cukup efektif untuk devitalisasi. Dosis sinar gamma 1000 Gy dapat mengeleminasi OPT Erwinia sp dan Pseudomonas sp kelompok fluorescent secara in vitro dan in vivo, tetapi tidak dapat mengeliminasi cendawan Alternaria porri. | Permentan Nomor 43/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. | Tidak | Diseminasi Iradiasi sebagai perlakuan karantina di tahun 2018 | |
6 | Perlakuan Karantina dengan irradiasi sinar gamma terhadap buah mangga Gedong yang terinfestasi lalat buah (Bactrocera papayae) | Perlakuan iradiasi sinar gamma (Co-60) pada dosis 137 Gy terhadap mangga Gedong yang diinfestasi buatan lalat buah B. papayae dengan probit 8,72 tidak berpengaruh pada tekstur, warna, dan kandungan vitamin buah tersebut | ISPM Nomor 28 tentang Phytosanitary treatment | Belum | Diseminasi Iradiasi sebagai perlakuan karantina di tahun 2018 | |
2012 | 1 | Perlakuan Kemasan Media Pembawa Tercemar Virus Avian Influenza dengan Menggunakan Beberapa Desinfektan. | Desinfektan golongan Peroksigen dosis 0,8 % dan Sodium Hipoklorit dosis 4 % efektif untuk mengeliminasi virus avian influenza pada kemasan media pembawa AI (tray plastik, tray kertas, box DOC, tray kayu). | Surat Edaran Kepala Badan Karantina PertanianNo. 9492/HM.110/L/12/2012 tentang Kesiagaan Dini terhadap Media Pembawa Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang berasal Dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur | Beberapa UPT yang melakukan desinfeksi pada MP AI BKP Kelas I Manado, BKP Kelas II Yogyakarta, BKP Kelas II Gorontalo, BKP Kelas II Cilegon, BKP Kelas II Polonia | Desiminasi Penanganan dan Pemeriksaan HPHK Unggas dan produknya tanggal 26 - 1 juni 2013 |
2 | Efektifitas Teknik Perlakuan Sarang Burung Walet terhadap Cemaran Mikroba dan Nitrit | Perlakuan irradiasi sinar gamma 7 kGy dapat mengeliminasi cemaran Staphylococcus aureus pada sarang wallet dan pencucian dengan larutan NaCl 1% dapat mengurangkan cemaran nitrit serta mampu mengeliminasi cemaran bakteri. | 1. Permentan Nomor 41/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Atau Pengeluaran Sarang Burung Walet Ke Dan Dari Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. 2. SK. Kepala Barantan No.832/Kpts/OT/140/L/3/2013 tentang Pedoman Persyaratan dan Tindakan Karantina Hewan terhadap Pengeluaran Saeang Burung Walet dari Wilayah RI ke RRC | Desiminasi Pemeriksaan Cemaran Kimia dan Mikroba pada Sarang Burung Walet, 2014 | ||
3 | Uji Terap Deteksi Media pembawa Potensial OPTK/HPHK Menggunakan Teknologi X-ray | Pictorial guide penggunaan Scaner X-ray hasil uji terap untuk deteksi media pembawa potensial OPTK/HPHK dan benda lain sebagai subjek pemeriksaan karantina pertanian dapat digunakan sebagai standar/referensi kerja petugas karantina di Bandara. Teknologi Scaner X-ray yang ada hingga saat ini belum ditemukan satu tipe Scaner X-ray mampu memberi image/gambar deteksi untuk ketiga institusi (Quarantine, Customs, Security). Setiap type scanner x-ray mempunyai spesifikasi yang berbeda. | Disusun Panduan (Pictorial Guide) Deteksi MP OPTK/HPHK Menggunakan Mesin X-Ray Bagasi | Sudah | Desiminasi Penggunaan Teknologi X-Ray untuk Mendeteksi MP Potensial Karantina | |
4 | Uji Terap Penggunaan Phosphin Cair sebagai Alternatif Perlakuan Kutu Putih pada Manggis (Garccinia mangostana), Nanas (Ananas sp.) dan Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.) | Fumigasi menggunakan fumigan Phosphin Cair (liquified phosphine) dengan konsentrasi 200 ppm waktu papar 7 jam mampu mengeradikasi kutu putih pada buah manggis, nanas dan tumbuhan anggrek. Analisis probit-9 dilakukan dengan 60.511 serangga uji dan dihasilkan mortalitas sebesar 100%. Aplikasi pospin cair ini agar segera dibuatkan standard prosedur untuk perlakuan karantina sehingga UPT Jajaran Badan Karantina Pertanian mudah mengimplementasikan. | SK Kepala Badan Karantina No: 1645/Kpts/KT.240/L/05/2013 tentang Standar Teknis Perlakuan Fumigasi Fosfin Formulasi Cair (Liquid Phosphine) | Belum | Desiminasi Pengembangan Aplikasi Perlakuan Karantina Tumbuhan Merujuk Standar IPPC (International Plant Protection Convention) 6 - 11 Mei 2013 | |
5 | Uji Terap Perlakuan Ethylene Formate Terhadap Buah Segar dengan topik Efektifitas Ethylene Formate terhadap Mortalitas Dysmicoccus sp. pada Manggis, Colletotrichum gloeosporioides pada Strawberi, dan Pisang. | Fumigasi dengan fumigan Ethyl formate dengan dosis 37,08 gr/m3 waktu papar 1 jam efektif dalam mengeradikasi kutu putih Dysmicoccus sp. pada buah manggis, strawberry, dan pisang tanpa menimbulkan fitotoxin. Penelitian pengunaan ethyl format yang dilakukan ini masih terbatas skala kecil, sehingga forum seminar meminta untuk dilakukan penelitian lebih dapat secara praktis sekala besar/komersial. | SK Kepala Badan Karantina No: 1644/Kpts/KT.240/L/05/2013 tentang Standar Teknis Perlakuan Fumigasi Ethyl Formate | Belum | Desiminasi Pengembangan Aplikasi Perlakuan Karantina Tumbuhan Merujuk Standar IPPC (International Plant Protection Convention) 6 - 11 Mei 2013 | |